Blog ini terinspirasi dari ketulusan untuk terbiasa mencurahkan isi hati tanpa menutup-nutupi kelemahan atau masalah. Itulah sesungguhnya kekuatan besar yang akan menjadikan kita tegar. Pandai saja tak pernah cukup untuk membuat kita tegak menghadapi masalah.

Thursday, May 21, 2009

Caatatan Harian 2

Minggu, 11 Pebruari, 06.10

Berawal dari perkenalan di sebuah acara, status hubunganku dengan dia berkembang menjadi sepasang kekasih dalam waktu sebulan saja. Walaupun kami tidak memiliki hubungan yang tergolong serius, tetapi tetap saja aku merasa kecewa sewaktu keputusan untuk berpisah itu terlontar karena kesepakatan berdua. Tidak cocok lagi, duh! Aku berusaha melupakan dia dengan giat nge-gym, jogging dan menyibukkan diri dengan membaca sebuah novel horror (aku sengaja menghindari novel-novel romantis yang ceritanya penuh derai air mata).
Skenario yang ada dalam bayanganku hingga saat ini adalah mencari pasangan baru yang lebih baik dalam segala hal dibandingkan dia. Lebih ganteng, lebih pintar, lebih keren, dan lain-lain. Aku ingin menggandengnya kemana-mana sehingga dia akan tahu bahwa aku telah pulih dan mampu mendapatkan pengganti yang lebih baik darinya. Namun, kondisinya terbalik. Skenario sempurna itu ternyata telah direbut terlebih dahulu oleh dia dan akulah orang yang mesti gigit jari lantaran belum juga memiliki pasangan.

Selasa, 13 Pebruari, 16.00

Akhir-akhir ini kotaku sering diguyur hujan deras, seperti juga sore ini. Aku dan seorang teman sedang duduk-duduk di sebuah cafe di muka Mal, ketika tatapanku membentur sosok mantanku yang sedang merangkul bahu seorang wanita. Tubuh wanita itu ramping dengan rambut sebahu dan senyum memikat. Dia mengenakan busana pink berenda yang membuatnya tampil amat feminism. Kuakui, ia cantik!
Malamnya, aku membuat sebuah “konferensi pers” di rumahku, dengan mengundang tiga orang sahabat karibku. Kami mengobrol hingga larut malam dan membahas setiap sentimeter tubuh wanita yang tadi sore aku lihat bersama mantanku.. Lucunya, teman-temanku itu mencela habis, walau mereka belum pernah melihatnya sama sekali.
Anehnya, aku merasa sedikit terhibur mendengar cercaan mereka, walaupun masih ada satu hal yang mengganjal. Jika memang aku istimewa, mengapa dia memilih cewek itu dan bukannya aku? Jika aku tidak dapat membuat dia bahagia, berarti aku pun tidak akan bisa membuat pria manapun bahagia. Duh, sedihnya.

Kamis, 26 Pebruari, 18.30

Tampil dengan jins berpotongan boot cut berwarna biru pudar dan atasan putih feminism yang memperlihatkan sebagian kulit bahu, aku muncul dengan penuh percaya diri pada pesta ulang tahun temanku. Rambutku sudah ditata rapi di salon. Ruang restoran tempat diadakannya pesta, berselimut cahaya kuning temaram yang menambah sejuk perasaanku. Namun, ternyata perasaan itu hanya bertahan selama 15 menit, sampai kutangkap baying-bayang mantanku dan kekasihnya yang baru sedang duduk santai di sebuah sofa, bersama beberapa orang tamu.
Gawat! Aku benar-benar lupa bahwa temanku yang sdang berulang tahun adalah sepupu mantanku. Mandadak, rontoklah mood baikku yang sudah kubangun sejak siang tadi. Di pesta, terlihat semua orang memperlakukan mereka dengan wajar, seperti sudah terbiasa melihat mereka tampil berdua. “Oh Tuhan….aku benar-benar berada di tempat yang salah, pada waktu yang salah pula!

Tak lama kemudian. Dia menghampiriku untuk berbincang-bincang. Mungkin sekedar basa-basi, mengingat kami pernah berhubungan dekat. Ternyata, tak jauh beda dengan dulu, pembicaraan kami tidak nyambung! Aku jadi ingat, dulu sulit sekali kami mencari topic pembicaraan yang menarik bagi kedua belah pihak. Pernah, ketika aku asyik membahas beberapa nama selebriti yang masuk daftar caleg, dia malah membelokkan pembicaraan, membahas tempat-tempat melancong teranyar di Indonesia.

No comments:

Post a Comment

RAHASIA MILIUNER

Alkisah, suatu hari, seorang pria yang menganggur melamar jadi office boy di kantor Microsoft. Sesudah diwawancarai manajer HRD, pria itu di...