Blog ini terinspirasi dari ketulusan untuk terbiasa mencurahkan isi hati tanpa menutup-nutupi kelemahan atau masalah. Itulah sesungguhnya kekuatan besar yang akan menjadikan kita tegar. Pandai saja tak pernah cukup untuk membuat kita tegak menghadapi masalah.

Monday, January 24, 2011

JANGAN BELI KUCING DALAM KARUNG

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehku bahwa aku akan menjalani kehidupan perjodohan seperti ini. Didorong oleh kondisi diri dan ketika usia mulai merambat naik, lalu tersadar akan kebutuhan seorang teman hidup, aku pun mulai menyadari dan jujur mengakui..."Bahwa jodoh memang harus dicari!"

Kalimat ini sering kita dengar, "bahwa jodoh Allah yang menentukan". Bila Allah sudah menentukan, di tengah gelombang laut jawa pun, jodoh bisa bertaut. Cepat atau lambat, jodoh adalah masalah takdir dan rejeki, Allah yang menentukan, bukan manusia. Tapi manusia mempunyai pilihan dalam menjalani kehidupannya. Pilihan antara yang baik dan buruk. Setiap pilihan mempunyai konsekwensi masing-masing. Begitu juga Allah menentukan jodoh manusia, namun jalan dan caranya tergantung kepada manusia itu sendiri, karena Allah sudah menjanjikan antara surga dan neraka. Nah, kita mau memilih yang mana?

Sebesar apapun usaha kita, jika belum waktunya Allah memberi restu, pasti tidak akan terwujud karena segala sesuatu pasti ada saat dan waktunya juga. Tapi Allah suka kepada umatnya yang berusaha/berikhtiar, bukan sekedar doa dan harapan semata. Dan bila tidak berikhtiar, mana mungkin pasangan bisa tiba-tiba datang ke pelukan?

Ikhtiar yang dilakukan salah satunya melalui kontak jodoh/Biro Jodoh di internet. Internet yang diciptakan di abad 20 ternyata menyumbangkan perubahan yang sangat signifikan atas pola hubungan saat ini. Begitu pula bagaimana sikap orang untuk memutuskan bergabung menjadi anggota di salah satu situs pencarian jodoh.

Begitu juga aku dalam menyikapi konsekwensi yang bakal terjadi saat aku terlibat di dalamnya. Banyak sekali masukan dari teman-teman lengkap dengan saran-saran, bahkan cerita-cerita yang terkesan "menyeramkan", dengan tujuan agar aku waspada/hati-hati dalam mencari calon suami/laki-laki di dunia maya yang akan menjadi pasangan hidupku di dunia nyata.

Berjuta pertanyaan dan keraguan sempat muncul di awalnya. "Bagaimana mungkin bisa menerima seseorang yang tidak diketahui latar belakang dan kepribadiannya begitu saja? Begitu banyak kebohongan di dunia ini. Tidak sedikit kisah anak manusia yang berakhir bahagia menemukan belahan jiwanya di dunia maya, tapi banyak juga yang tertipu dan kecewa.

Aku tidak mau "menjudge" orang lain, apalagi menyamaratakan atas perbuatan buruk seseorang terhadap orang lain, dimana belum tentu semua orang mau dan atau mampu melakukannya. Terutama dalam urusan mencari jodoh, setiap orang pasti punya niat dan tujuan yang berbeda-beda. Kembali ke diri masing-masing, bagaimana menerima konsekwensi dari perbuatannya sendiri.

Seperti pengalaman-pengalaman berikut yang aku dapati dari "sharing" beberapa teman yang bergabung di dalam situs kontak jodoh :

1. Laki-laki yang mendambakan istri yang sholeha, justru laki-laki yang tidak bersikap seorang laki-laki sholeh. Laki-laki yang diharapkan bisa menjadi imam di dalam keluarga, nyata-nyata laki-laki munafik yang hanya mengharapkan kesenangan duniawi dengan cara-cara yang justru melecehkan kaum perempuan. Punya maksud-maksud dan intrik-intrik tertentu, padahal sang wanita tulus dan rela berbuat apapun demi membuktikan kesungguhannya.

2. Laki-laki yang "tidak punya hati", hanya bermodalkan materi dan pundi-pundi duniawi serta dilandasi oleh kriteria ini itu yang tidak masuk akal, sehingga terkesan bahwa "wanita bisa dibeli". Menganggap cinta itu diibaratkan seperti "proses jual-beli"....tidak cocok, ya...tidak jadi!" Sungguh menyakitkan hati.

3. Laki-laki yang tutur katanya baik, bijaksana bak seorang nabi. Setelah berkomitmen sehidup semati dan berjanji akan menikahi sang pujaan hati, nyata-nyata mengingkari janji. Pergi begitu saja tanpa berita dan meninggalkan berjuta-juta tanya.

4. Laki-laki yang mengaku di profil seorang duda, sudah lama hidup sendiri dan segera ingin mendapatkan pengganti, nyata-nyata masih mempunyai istri tapi hanya mencari "mangsa". Setelah mendapatkan "mangsa", berubah menjadi "KEONG RACUN' hanya ingin menikmati CINTA SATU MALAM".

5. Laki-laki yang mempunyai profil bagus dan testimoni yang menarik, nyata-nayata cuma laki-laki iseng yang tidak berani berkomitmen, selalu menunda-nunda pertemuan tapi lebih doyan memilih "PHONESEX" dibandingkan berkomitmen untuk menuju seks yang halal dalam sebuah ikatan perkawinan yang halal pula.

Terkadang muncul pemikiran manusiawiku...."Apa sebenarnya yang diingini dari seorang laki-laki? Bukankah wadah ini merupakan jalan untuk mendapatkan pasangan hidup yang "bener" bukan untuk satu atau dua hari saja? Bukan di sini tempatnya jika cuma ingin kenikmatan sesaat...Maaf jika aku harus katakan ini, walau tidak semua orang (siapapun dia), "Anda punya uang? Anda bisa beli perempuan yang juga mempunyai tujuan dan maksud-maksud yang sama! Sehingga tidak ada wanita yang tersakiti dan merugikan orang lain yang punya niat tulus mencari pasangan hidup yang bisa menjadi imam/pendamping dalam keluarga untuk mendapatkan ridho-Nya.

Yah, begitulah kehidupan, terkadang sulit dimengerti dan dipahami. Terkadang muncul ego masing-masing dalam menyikapi hidup. Aku yakin semua ciptaan Allah itu baik dan bermanfaat. Tidak ada manusia yang sempurna dan setiap orang bisa berubah dan bijak rasanya jika tidak lagi mau terjatuh dalam kubangan yang sama. Rasanya juga tidak baik menilai orang terlalu cepat. Kita pikir seseorang hidupnya "ngasal" ternyata hatinya tulus. Kita pikir seseorang sholeh/sholehah dan tutur kata yang super hebat bak seorang pemimpin yang bijaksana, nyatanya hatinya picik dan munafik. Kita tidak pernah tahu, karena mnusia tidak boleh dinilai dari penampilan luar, tapi dari dalam hatimya. Itulah pula sebabnya dalam mencari pasangan hidup, jangan melihat "chasing-nya" saja, apalagi punya kriteria ini dan itu, sedangkan diri sendiri tidak pernah dan tidak mau mengoreksi diri sendiri. Terimalah apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya karena sesuatu yang kita anggap buruk belum tentu baik dan sesuatu yang kita anggap baik, belum tentu baik.

"Jangan terjebak ekspektasi yang terlalu tinggi dan mengharap terlalu banyak, karena yang indah-indah itu terjadi kalau kita siap memberi."

Akhirnya aku harus mengatakan, "Aku tidak sendiri, kita tidak sendiri!". Tidak ada kata terlambat walau orang memandang wanita yang sudah berusia di atas 30 tahun belum juga menikah itu "berat jodoh" atau dianggap terlalu pemilih atau terlalu mementingkan karir, namun mereka juga layak berusaha mencari yang terbaik menurut kapasitasnya. Pencarian cinta untuk mendapatkan pasangan hidup melalui kontak jodoh bukanlah sesuatu yang antik, aneh, salah atau pun yang sebenarnya terasa melecehkan ketika diucapkan oleh beberapa pihak yang tidak mengerti duduk perkara mengapa kami mesti menjalani perjodohan seperti ini. Sekali lagi, kembali ke diri masing-masing tiap-tiap orang. Bagiku, selagi jalan yang ditempuh lurus dan demi tujuan untuk mengharapkan ridho ALLAH SWT, Allah selalu membukakan jalan bagi umat-Nya yang meminta dengan ikhlas dan pasrah sesuai kaidah-kaidah-NYa.

Di sisi lain, aku pun harus tersadarkan, bahwa harus siap, kuat, dan tegar menerima sisi-sisi negatif dari hubungan yang (mungkin) sebagian orang menganggap tidak masuk akal. Termasuk menerima berjuta nasehat yang mengatakan "MEMILIH JODOH JANGAN SEPERTI MEMBELI KUCING DALAM KARUNG!" Tapi aku yakin, seperti janji Allah, bahwa semua makhluk diciptakan berpasang-pasangan, artinya setiap manusia pun ada jodohnya apalagi bagi orang yang tiada putus berdoa dan berikhtiar.

Aku juga jauh dari sempurna, jadi aku tidak pernah menuntut siapapun. Kecuali aku menginginkan ketulusan yang terlihat/tampak dari perbuatannya. Kita menuntut karena kita merasa memilikinya seutuhnya. Prinsipku...Berjalan saja mengikuti alur. Luruskan niat baik, lalu jalankan niat itu dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Sisanya, serahkan semua urusan kepada Allah SWT. Dan yakin, bahwa semua tidak akan terjadi tanpa ijin Allah. Pada akhirnya, syukuri saja semua hal yang kita capai dalam hidup. It's simple!

Thursday, January 13, 2011

HIKMAH YANG KUPETIK!

Ternyata pengalaman waktu tidak akan pernah bisa ditahan. Begitu juga saat alam mengubah apa yang ada dalam diri manusia. Tuhan bisa melakukan apapun yang Dia kehendaki, kita hanya debu yang bisa terhembus kapanpun.

Beberapa hari ini aku mala meng-update blog ku ini. Lagi-lagi aku hanya bisa berlindung di balik kata-kata permakluman...."Lagi sibuk, lagi malas, dan lagi tidak mood!" Tiga kata yang ternyata akhirnya menimbulkan kesan ketidak konsekwensian ku akan sebuah mimpi menjadi seorang penulis sejati. Tapi apa mau dikata jika ternyata cita-cita tersebut akan terwujud jika salah satu bahkan tidak ada sama sekali tiga kata itu melekat di hari-hari ku. Iya seharusnya, jangan ada kata malas, tidak mood, atau karena kesibukan. Sesibuk apapun, kejadian apapun yang disebabkan karena lagi malas, lagi sibuk, atau karena lagi tidak mood, justru bisa menjadi sebuah cerita. Dan aku harus profesional dan total!

Banyak yang terjadi pada diriku beberapa bulan ke belakang. Kejadian-kejadian berlalu tanpa mampu aku uraikan tapi seperti selalu aku komitkan ke dalam diriku, bahwa aku selalu koreksi diri mencoba mengetahui apa yang salah pada diriku ketimbang harus menyalahkan orang lain, apalagi harus menyalahkan keadaan. Menyalahkan orang lain atas buruknya kehidupan, adalah reaksi alamiah orang yang malas memperbaiki kehidupannya sendiri. Aku pikir, kejadian-kejadian menyedihkan yang aku alami tahun kemaren adalah akhir dari segalanya, tapi ternyata justru awal dari proses kehidupanku selanjutnya.

Aku yakin, tidak ada manusia yang sempurna dan setiap orang bisa berubah. Setiap orang punya kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. Bijaksana rasanya jika mau belajar dan mengambil hikmah dari pengalaman masa lalu. Dan bodoh namanya, jika tidak mau merubah diri dan jatuh ke dalam kubangan yang sama.

Aku memandang hidup sebagai pilihan. Kemanapun kita berjalan dan pergi selalu dihadapkan dengan pilihan. Pilihan antara yang yang baik dan buruk. Pilihan yang terkadang tidak mudah mudah diputuskan. Setiap pilihan pasti punya konsekwensi sendiri. Setiap pilihan harus diperjuangkan, harus pintar-pintar dan hati-hati memilihnya. Jangan sampai salah dan keliru menentukan pilihan. Dan yang paling penting harus bisa mengelola pilihan dengan baik. Intinya, ambil hal-hal positif atau baik dari pilihan yang buruk, yang jelek atau jahat kita buang.

Manusia tidak boleh dinilai dari penampilan luar, tapi dari dalam dan hatinya. Yang terlihat baik dari luar, belum tentu baik dalamnya. Mungkin ada sesuatu yang disembunyikan, mungkin ada kepura-puraan.Tidak baik menilai orang lain. Kita pikir seseorang hodupnya "ngasal" ternyata hatinya tulus. Kita pikir seseorang taat dan hebat dalam bertutur kata, ternyata hatinya picik. Kita tidak akan pernah tau, yang terlihat baik di luar, belum tentu baik dalamnya. Mungkin ada sesuatu yang disembunyikan, mungkin ada kepura-puraan.

Aku yakin semua ciptaan Allah itu baik dan bermanfaat, jadi jangan melihat fisiknya. Jangan punya kriteria ini dan itu. Yang terpenting adalah bisa mengerti dan menerima apa adanya. Terimalah apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Aku justru melihat sisi positif dari kegagalanku kemaren. Terutama dalam percintaan. Kesannya perempuan itu lemah terhadap cinta, tidak berdaya. Aku tidak mau seperti itu. Aku ingin menjadi wanita yang tegar dan kuat terhadap cinta. Tidak cengeng begitu ditinggal kekasihnya dan tidak mengemis cinta. Dan aku menyadari, hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. Memang tidak mudah memahami dan mengenali pasangan secara utuh. Terkadang muncul ego masing-masing dalam menyikapi masalah. Muncul konflik baru. Perlu berbagi kesabaran untuk saling mengerti dan saling memahami.

Aku percaya pada proses. Proses yang baik akan menghasilkan hal yang baik juga. Dan proses itu butuh kesabaran dan waktu. Karena cepat atau lambat itu masalah takdir dan rejeki. Allah yang menentukan bukan manusia. Sebesar apapun usaha kita, jika belum waktunya, Allah belum memberi restu, pasti tidak akan terwujud. Karena segala seuatu pasti ada saat dan waktunya.

Harus selalu bersyukur sama Allah. Harus bersyukur dengan segala pemberian Allah. Ketika turun, pasti ada hikmah yang bisa dipetik. Sejauh mana perjuangan hidup kita, bisa bangkit kembali. Jangan terus-menerus di bawah.

Segala sesuatu di dalam hidup terjadi karena alasan tertentu, bukan karena kebetulan atau akibat nasib baik atau nasib buruk. Penyakit, cedera, cinta, kehilangan sesuatu yang berarti, dan kebodohan, semuanya terjadi untuk menguji kesabaran kita. Tanpa ujian-ujian kecil ini, hidup akan terasa datar, lurus dan tak ada tujuan.

Jika seseorang menyakiti kita, mengkhianati, atau membuat kita patah hati, maafkan mereka. Mereka membantu kita belajar tentang kepercayaan dan pentingnya sikap berhati-hati, kepada siapa kita membuka hati. Sebaliknya, jika seseorang mencintai kita, cintai balik secara tidak bersyarat, bukan hanya karena mereka mencintai kita, tapi karena mereka mengajari kita untuk mencintai dan membuka hati dan mata kita untuk hal-hal yang tak pernah akan kita lihat atau rasakan tanpa mereka.

Aku berubah? Sesungguhnya yang terjadi sebelum ini adalah, justru aku berubah menjadi orang yang "kerdil", tidak berdaya karena kebodohanku sendiri, dan menentang kehendak Allah. Aku menyadari aku telah "bodoh". Tapi sesungguhnya pula aku bukan orang bodoh yang mau berlama-lama larut dalam kesengsaraan hati. Aku selalu berprinsip begini...

"Serahkanlah hatimu kepada kebaikan, karena hanya dengannya hatimu menjadi bening. Dan ketahuilah bahwa kebeningan hatimu menentukan kemampuanmu untuk melihat yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hatinya suram."

"Aku ingin membuat setiap hari bermakna. Hargai setiap saat dan nikmati segala sesuatu yang kita raih atau alami. Kemungkinan kita tak pernah bisa mengalaminya lagi."


Aku boleh saja bangga, aku tetap saja manusia biasa yang terkadang masih sering lupa. Alhamdulillah....Aku selalu mengambil hikmah positif dari setiap peristiwa dan kejadian yang aku alami. Dan selalu berharap yang terbaik selalu menghampiri hidupku!

Tuhan tidak akan menaruh kita dalam keadaan yang kesulitannya lebih besar daripada kemampuan kita untuk mengatasinya.
Kita tidak akan pernah mengenali kekuatan kita, sampai kita menemui kesulitan. Dan aku tidak pernah menyalahkan Allah untuk sesuatu yang bisa diperbaiki."

RAHASIA MILIUNER

Alkisah, suatu hari, seorang pria yang menganggur melamar jadi office boy di kantor Microsoft. Sesudah diwawancarai manajer HRD, pria itu di...