
“Allah Maha Besar, Allah Maha Tahu,” katanya, “tapi apa bijaksana pohon sebesar ini diciptakan hanya untuk menghasilkan walnut kecil sebagai buah? Pohonnya punya batang yang kokoh dan dahan yang kuat sehinga bisa dengan mudah menanggung labu yang besar, yang tumbuh pada batang kurus dan lemah, yang tidak bisa menanggung berat dari buahnya sendiri. Apakah tidak lebih baik walnut tumbuh pada batang yang lemah dan labu tumbuh pada batang pohon yang kokoh?” tanyanya.
Sesudah berkata begitu di dalam hati, Nasruddin tertidur. Ia terbangun ketika sebuah walnut jatuh dan menimpa dahinya. Melihat apa yang terjadi pada dirinya, Nasruddin langsung memuliakan Allah.
“Allah Maha Tinggi Allah Maha Besar!” Kalau saja dunia ini diciptakan menurut pikiran saya yang sangat picik, kemungkinan labu yang akan jatuh dari pohon dan menimpa kepala saya. Kemungkinan nyawa saya melayang karenanya. Allah Maha Baik! Allah Maha Bijaksana!” katanya.
Sejak itu Nasruddin tidak pernah lagi mempertanyakan kebijaksanaan
No comments:
Post a Comment