Blog ini terinspirasi dari ketulusan untuk terbiasa mencurahkan isi hati tanpa menutup-nutupi kelemahan atau masalah. Itulah sesungguhnya kekuatan besar yang akan menjadikan kita tegar. Pandai saja tak pernah cukup untuk membuat kita tegak menghadapi masalah.

Sunday, July 5, 2009

KERANJANG SAMPAH ?

Gak kerasa, ternyata usiaku udah kepala 3. Perasaanku baru kemaren 17 tahun, he...:-D?. Waktu berlalu begitu cepat dan banyak yang sudah terjadi. Apa yang terjadi dan aku alami seperti mimpi. Begitu juga pelajaran hidup yang aku dapat bersamaan dengan berjalannya waktu.

”Ety, apa kabar?” Kapan kita bisa ketemu? Kita facial bareng lagi yuk?! Mukaku dah banyak komedo dan kotor nih. Sesudah facial, aku mau curhat, lagi banyak masalah. Cuma Ety teman yang bisa diajak ’Sharing”.

Kalimat barusan adalah sms dari seorang temanku, kita sudah lama gak ketemu dan ingin curhat sama aku. Bukan bermaksud ge er ataupun tujuan untuk membangga-banggakan diri sendiri. Banyak teman/orang yang menilai aku sosok yang sabar, friendly, menyenangkan dan bisa diajak bicara. Mungkin orang menilai ada nilai ”kedewasaan” yang lebih dibandingkan dengan orang lain. Seperti kata temanku yang lain melalui smsnya;

”Maaf ya mb Ety, ama kejutekanqu kemaren2. Aq lg byk masalah. Aq gak mau kehilangan sahabat spt mb. Aq byk merenung, smua kata2 mb benar. Jujur, mb tetap teman terbaik yg aq pny. Tmn yg lain byk bikin aq tertekan dan menangis. Mereka byk tusuk aq dr belakang dan menyakitkan hati. Aq byk belajar dr kata2 mb utk lbh selektif memilih teman.”

Nilai kedewasaan yang aku miliki adalah ’positif value’ yang harus aku syukuri dan aku manfaatkan sebaik-baiknya. Namun gak bisa dipungkiri, aku cuma manusia biasa. Aku juga punya masalah. Bedanya, tidak semua orang mau cuhat/sharing kepada orang lain yang belum tentu bisa dipercaya. Begitu juga aku, untuk hal-hal yang sifatnya pribadi banget, aku begitu selektif memilih orang yang bisa aku percaya. Semata-mata karena aku menganggap masalah yang kita ceritakan kepada orang lain pada akhirnya, keputusan ada di tangan kita sendiri. Jadi, selama aku bisa mengatasinya sendiri, "gak perlu dong orang lain tau". Aku tau, ada yang patut untuk diceritakan kepada orang lain dan ada yang tidak.

Belum lagi masalah-masalah yang dihadapi teman-temanku yang lain, yach, tentang keluarganya, orang tuanya, kekasihnya, ataupun tentang pekerjaannya dan dilema mereka. Keluh kesah mereka yang dituturkan kepadaku, sejujurnya, membuat aku menghela nafas panjang, "Ya Allah, ternyata kesulitan dan masalah ada dimana-mana, tidak mengenal usia, siapaun, dimanapun dan kapanpun. Masalah pasti datang".

Aku berfikir dan merenung, aku diibaratkan bagai "keranjang sampah", aku adalah keranjangnya dan masalah mereka adalah sampahnya. Terdengar "naif banget" memang, tapi itu sekedar perumpamaan. Justru aku mensyukuri apa yang aku alami. Berbagi dengan orang lain walau sekedar menjadi pendengar yang baik bagi teman-temanku juga orang-orang yang ada di sekelilingku dan menjaga amanah mereka juga merupakan salah satu wujud dari rasa syukurku.

Buat aku, menjadi orang yang dapat dipercaya (amanah) itu adalah kenikmatan yang luar biasa. Alhamdulillah, kebahagiaan yang menurutku jauh lebih berharga daripada materi. Selama mereka mempercayai aku, aku rela menjadi "keranjang sampah" bagi mereka yang ingin mencurhkan isi hatinya kepadaku. Sebaliknya akupun berharap,tidak ada seorangpun yang justru menganggap aku 'sampah' yang seenaknya dicampakkan dan dimanfaatkan. Duch, semoga tidak.

"Kebijakan hidup bukan diukur dari seberapa pandainya kita tapi dari seberapa banyak masalah yang telah kitaselesaikan"

1 comment:

  1. Blog kamu sngat bagus Et...aku mesti banyak belajar ke kamu, selain tampilan juga isi dari blog mu bagus. Jangan pernah bosan untuk berkarya Et............SUKSES BUAT KAMU>>>>>

    ReplyDelete

RAHASIA MILIUNER

Alkisah, suatu hari, seorang pria yang menganggur melamar jadi office boy di kantor Microsoft. Sesudah diwawancarai manajer HRD, pria itu di...