Blog ini terinspirasi dari ketulusan untuk terbiasa mencurahkan isi hati tanpa menutup-nutupi kelemahan atau masalah. Itulah sesungguhnya kekuatan besar yang akan menjadikan kita tegar. Pandai saja tak pernah cukup untuk membuat kita tegak menghadapi masalah.

Thursday, April 1, 2010

CANTIK ITU LEBIH DARI SEBATAS KULIT

Uang dan kekuasaan adalah unsur yang dapat membuat bahagia, begitu kata orang. Tetapi unsur percaya diri juga memegang peranan penting, bahkan merupakan salah satu sumber kebahagiaan yang terus-menerus mengikutinya.

Jangan heran bila kebanyakan orang ingin tampil percaya diri di segala kesempatan, walau kadang terkesan memaksakan diri. Karena itu, kadang kala orang ingin menyulap diri menjadi orang lain. Tak tanggung-tanggung, ingin seperti bintang idola yang sering muncul di televisi atau di majalah. Entah itu artis sinetron, presenter, penyanyi, bintang iklan atau siapa saja yang patut untuk ditiru. Kadang ingin seperti artis A, bulan depan ingin meniru gaya artis B. Jelas terlihat tidak punya pendirian untuk urusan yang satu ini.

Sebagian wanita rela menghamburkan uang demi mengubah penampilan bak bintang idola, mulai cara berdandan, potongan rambut, model busana sampai gaya bicara. Jangankan mentatto alis, mentatto bibirpun pernah dilakukan. Harus dipercaya, bahkan ada yang mengenakan perona mata dan bibir berwarna keputih-putihan, persis mayat hidup. Ketika musim lipstick warna ungu kebiruan, mereka juga tidak ketinggalan mencobanya. Walau dilihat sepintas seperti bibir yang baru ditonjok, mereka enjoy saja.

Semua itu mereka lakukan dengan alasan agar terlihat ngetrend dan tentu saja lebih pede. Kadang bisik-bisik tetangga yang mampir di telingapun tak mereka hiraukan. Walau mereka dicap sebagai wanita yang norak bahkan ada yang menyebutnya overacting dalam bergaya.

Memang tak bisa dipungkiri, wanita ingin terlihat cantik. Kupikir sah-sah aja. Umumnya sebagai seorang wanita normal kadangkala merasa ada yang kurang pada penampilan diri. Ada ganjalan di hati, ingin begini ingin begitu. Tapi buatku, berdasarkan ceritaku tadi, aku masih harus berpikir panjang jika aku harus menjadi “orang lain”. Padahal untuk mewujudkan semua itu diperlukan kocek yang lumayan, sehingga tidak tertutup kemungkinan orang akan sering dibuat pusing bila tidak punya cukup dana. Bukankah segala sesuatu yang berlebihan dan serba instan itu tidak baik akibatnya? Jadi mengapa harus ,mengeluarkan dana yang besar jika untuk perawatan tubuh ada cara yang lebih aman dan lebih murah?

Suatu hari aku membaca artikel di sebuah majalah yang berjudul “Cantik itu Lebih dari Sebatas Kulit”. Aku sangat terkesan pada tulisan itu dan mulai berpikir bahwa apa yang selama ini orang-orang kira tentang definisi cantik dengan cara memaksakan diri sendiri berdandan ala orang lain, adalah keliru. Bukankah yang namanya percaya diri itu berasal dari dalam diri kita sendiri? Orang yang mempunyai rasa percaya diri tinggi sudah tentu memiliki kepribadian yang mantap sehingga tak mudah terpengaruh gaya orang lain, apalagi sampai mengubah dirinya menjadi seperti orang lain. Jadi mengapa aku harus menjadi orang lain? Bukankah akan lebih bahagia bila menjadi diri sendiri?

Kenapa tidak belajar dari pengalaman? Yang harus kita lakukan pertama kali adalah berusaha untuk tidak mengeluhkan kekurangan yang ada pada diri. Misalnya,mencoba lupakan tubuh yang standar, kulit yang sawo matang, wajah yang kurang mulus dan hidung yang tidak mancung. Sedapat mungkin berusahalah nyaman dengan apa yang dmiliki. Mengubah hal-hal yang negatif menjadi positif dengan membayangkan hal-hal yang menyenangkan pada diri sendiri. Perhatikanlah satu persatu bagian diri kita yang menarik. Dari fisik sampai kepribadian dan kemampuan otak. Aku yakin bahwa setiap orang pasti punya kelebihan, hanya saja tak pernah disadari.

Kelebihan pada diriku? Aku mencoba menonjolkan kelebihanku itu tanpa menyombongkan diri. Aku bangga menjadi orang yang biasa-biasa saja namun aku selalu berusaha untuk menjadi manusia yang luar biasa. Aku juga berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Memang sulit pada mulanya, karena menurut teori, sejak awal kehidupan manusia sudah diajarkan untuk bersaing dan cenderung mengembangkan sikap persaingan itu.

Manusiawi memang, tapi bila persaingan itu tidak sehat, untuk apa?Apa gunanya membandingkan hal itu? Apa yang kudapat dari itu semua? Mungkin aku akan merasa puas manakala kelebihanku itu mengungguli orang lain, tapi bagaimana bila sebaliknya? Tentu kepercayaan diriku akan turun. Aku pernah sangat cemburu pada wanita yang bertubuh tinggi semampai dan berbadan seksi. Bukankah itu hanya menambah daftar kesengsaraanku saja?

Kini, aku dan juga kalian semua, berusaha menerima diri apa adanya, namun tidak berarti kita tidak boleh memperbaiki atau meningkatkan diri. Sudah saatnya kita tidak meremehkan diri sendiri dan mengakui bahwa kita juga memiliki kemampuan. “Aku adalah diriku, bukan orang lain.” Karena itu kita akan tetap memelihara semua yang dimiliki, baik itu tubuh maupun pikiran kita.

No comments:

Post a Comment

RAHASIA MILIUNER

Alkisah, suatu hari, seorang pria yang menganggur melamar jadi office boy di kantor Microsoft. Sesudah diwawancarai manajer HRD, pria itu di...