Blog ini terinspirasi dari ketulusan untuk terbiasa mencurahkan isi hati tanpa menutup-nutupi kelemahan atau masalah. Itulah sesungguhnya kekuatan besar yang akan menjadikan kita tegar. Pandai saja tak pernah cukup untuk membuat kita tegak menghadapi masalah.

Tuesday, January 5, 2010

SENYUM KARENA MUSUH

Orang bilang "tertawa itu sehat". Asal mula tawa bisa beragam, bisa dari pengalaman yang lucu lalu menimbulkan tawa.

Namun ceritaku ini ada hubungannya dengan "musuh". Berbicara tentang musuh, musuh bukan saja manusia. Tapi tahukah kita bahwa musuh yang paling berbahaya adalah musuh yang mengikuti kemana saja kita pergi dan berkelana. Dialah musuh yang pandai sekali membawa diri.

Lalu apa hubungannya senyum dengan musuh?

Ini pengalamanku di tengah malam dari sebuah perjalanan dari luar kota. Bukan urusan yang mudah jika sudah menyangkut rasa kantuk yang teramat sangat saat itu.

Kepayahan duduk terlalu lama selama 6 jam di dalam travel yang membawaku pulang ke rumah di malam itu, aku terhenyak tidur di kasur empuk di kamarku.

"Oh damai rasanya bisa kembali ke rumah, aku rindu kamarku, aku rindu untuk bisa lagi memeluk guling kesukaanku dan tidur kembali di ruang favorite serta tempat paling privacy bagian dari rumahku yang selalu memberikan kebebasan untuk melakukan apa saja." Betapa lelahnya tubuh ini. Maka setelah merapikan diri, aku segera merebahkan diri. Aku pun terhanyut dibuai mimpi yang begitu nyaman.

Karena sudah terbiasa, aku selalu memasang alarm dari handphone ku sebagai pertanda harus segera bangun di kala suara adzan terdengar. "Hayya alash shalaah"....(Marilah shalat). Dari sebuah speaker Masjid di lingkungan rumahku terdengar di telingaku.
"Ah, subuh sudah datang, pikirku."

Namun aku membuka mata terasa sangat berat. Dengan mata yang masih kabur, aku lihat jam di handphone ku, angka digital menunjukkan 4.30. Tiba-tiba, tidak ditanya dan tidak diharapkan, musuh berselimut yang sudah ada disisiku membisikan dengan lincahnya, "baru jam 3!". Bisikannya benar-benar menggedor-gedor nuraniku.

Mataku berkejap-kejap, kepalaku sedikit pusing dan terdengar lagi bisikan perlahan-lahan yang menggedor-gedor lagi nuraniku "kamu masih bisa tidur dua jam lagi, hilangkan kelelahanmu dan puaskan tidurmu! tidurlah dengan tenang! Nanti saja ibadahnya!"


Aku terkejut dan curiga, "apa-apaan maksud bisikan ini?". Mengapa bisikan ini begitu gencar menyerang benteng jiwa ku. Dan astaga! Musuh, ya musuh! Aku langsung tersadar. Darah perlawanan pun mengguncang-guncang tubuhku. Aku bangun melompat untuk melepaskan rantai kemalasan dan berta'awudz, "A'uzu billahi minasysyaitaanirrajiim..."

Mana musuh yang berbulu penasehat tadi? Dia lari terbirit-birit menjauh, dan aku melangkah ke pintu, membersihkan diri dan terus berwudhu. Air yang dikira dingin sebaliknya menyegarkan. Aku lihat jam di dinding tepat jam lima subuh. Maka akupun senyum riang.

Musuh tadi hilang lenyap. Dia memang ada, beranak pinak tambah banyak dan tidak mati-mati sampai kiamat. Benar-benar musuh beuyutan. Itulah setan dan iblis yang selalu berbisik-bisik di hati manusia, menggoda tiada hentinya supaya manusia berbuat dosa.

Senyum ku bertambah lebar di subuh itu, karena menang dan merasa gembira. Aku pun teringat prinsip yang berbunyi seperti ini........

"Sesungguhnya setan itu musuh bagimu, maka jadikanlah dia (tetap) sebagai musuh....." (QS. Fathir:60)


Alhamdulillahirrabbil'alamiin.......

No comments:

Post a Comment

RAHASIA MILIUNER

Alkisah, suatu hari, seorang pria yang menganggur melamar jadi office boy di kantor Microsoft. Sesudah diwawancarai manajer HRD, pria itu di...