Blog ini terinspirasi dari ketulusan untuk terbiasa mencurahkan isi hati tanpa menutup-nutupi kelemahan atau masalah. Itulah sesungguhnya kekuatan besar yang akan menjadikan kita tegar. Pandai saja tak pernah cukup untuk membuat kita tegak menghadapi masalah.

Sunday, January 24, 2010

UPSS......MALUNYA!!!!

Setiap orang pastinya pernah mengalami kejadian paling memalukan, misalnya, tidak bawa dompet saat naik angkot, setelah ngobrol ngalar-ngidul ternyata salah orang. Jika mengingat kejadian itu rasanya tidak ingin terulang lagi.

Kejadian-kejadian seperti itu bisa membuat muka kita merah seketika, tentunya, malunya bukan main. Saat kejadian memalukan itu berlangsung, kita seakan terlihat konyol dan ingin secepatnya lari agar terhindar dari rasa malu. Kendati demikian, kejadian itu tak perlu kita lupakan sebab akan menjadi cerita lucu yang layak kita kenang. Anehnya, banyak orang malu untuk menceritakan kejadian paling memalukan dalam hidupnya, entah karena aib atau takut ditertawai orang lain. Padahal kalau ditilik-tilik, pengalaman memalukan bisa jadi inspirasi bagi yang berbakat menulis novel atau skenario film (sinetron). Kenapa tidak?!

Rasanya aku pun pernah mengalami. Sebenarnya kejadiannya biasa-biasa saja, pastinya setiap orang bisa memaklumi, tapi bagiku, tetap kejadian itu membuat merah pipiku.

Waktu itu, aku bersama mama dalam perjalanan keluar kota. Aku biasa menggunakan travel dari biro perjalanan langgananku. Jambi – Palembang, waktu yang ditempuh kurang lebih 6 jam. Aku dan mama duduk di bangku paling belakang karena bangku nomor 5 atau bangku di belakang supir, dimana biasanya aku duduk disitu jika bepergian dengan travel, dan menurutku merupakan bangku yang paling nyaman dalam perjalanan, sudah dipesan penumpang lain.

Mobil melaju dengan kencang, perjalanan saat itu cukup menyenangkan. Namun sayang, suasana di dalam mobil sunyi senyap, semua penumpang tidak ada yang saling berbicara dan hanyut dalam pikirannya masing-masing, bahkan ada yang tertidur, begitu juga mamaku. Sedari awal perjalanan dimulai, supir tidak menghidupkan lagu dari tape mobil seperti biasanya, hingga setengah jam perjalanan. Aku pikir, mungkin tapenya rusak. Lalu, daripada aku pusing mendengarkan bunyi mesin mobil yang sesekali terdengar bising, aku pun berinisiatif menghidupkan musik dari handphoneku dan kudengar melalui headset saja.

Tiga jam sudah berlalu, aku masih asyik membaca sebuah novel sambil mendengarkan musik. Sekali-sekali, jika mataku sudah mulai lelah, aku berhenti membaca, melihat-lihat suasana diluar dari kaca mobil sambil bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti lagu yang aku dengar dari headset. Lagu-lagu favoritku, , Cinta Pertama dan Terakhir-nya Serina, Karena Kucinta Kau dan Kecewa-nya BCL, dan semua lagu-lagu milik Rossa, hingga I’m Your’s milik Jazon Marz dan If Your not The One-Daniel Beddingfield, aku pilih untuk aku ikut menyanyikannya. Mungkin terbawa suasana, akupun menyanyikannya dengan sepenuh jiwa.

Tiba saatnya lagu Sahabat Jadi Cinta miliknya Zigas yang sedikit nge-beat, aku ikut nyanyikan juga,

“……Tak bisa hatiku menafikkan cinta….
Karna cinta tersirat bukan tersurat….
Walau bibirku terus berkata….. “tidaakkk”…..
Mataku trus pancarkan sinarnya…..

“Upss…kenapa semua penumpang memandang ke arahku? Sambil senyum-senyum lagi. "Ada apa nich?” Begitu pikirku saat itu. Bersegera aku lepaskan headset yang dari tadi menempel di kedua telingaku. Ternyata mobil sudah sampai di sebuah rumah makan yang merupakan tempat istirahat bagi supir maupun penumpang untuk segera mengisi perut setelah sekian lama di dalam perjalanan, sehingga keadaan menjadi sunyi senyap, tidak lagi terdengar suara mesin mobil. Itulah baru aku menyadari, ternyata pada saat kata-kata “tidak” pada lirik lagu tersebut, aku selalu menyanyikannya dengan sedikit teriak, “tidaaakkk” bersamaan dengan berhentinya suara mesin mobil.

Ya ampyuuun…selama di perjalanan, aku begitu menikmati lagu-lagu yang aku nyanyikan hingga aku tidak sadar hingga volume suara yang aku keluarkan semakin membesar. Aku cuma tersenyum simpul, apalagi ada seorang bapak yang membuat aku seperti melayang-layang di udara, gak tahan denger pujiannya; “Bagus kok suaranya, asyik banget cara menyanyikannya, dari tadi saya sudah mendengarkan suaranya, begitu menghayati. Lagu-lagunya juga bagus-bagus.”

Selalu ada permakluman atas sebuah kejadian. Seperti sudah menjadi budaya di negeri kita, kalau kata-kata “untung” dan “selamat” selalu dijadikan kambing hitam. “Untung…suaraku bagus, jadi gak malu-maluin banget.” Mungkin saja, tanpa disadari ternyata mereka sedari tadi sudah terhibur dengan suaraku. Siapa tahu, diantara penumpang itu ada seorang produser musik sehingga bisa mengorbitkan aku menjadi seorang penyanyi benaran? Siapa tahu.... :)

Aduh, malu-maluin deh! Walau kata mamaku, tidak apa-apa, tetap saja aku merasa malu, bukan karena suaraku, tapi aku takut saja kalau aku dibilang mengganggu, narsis, norak, tidak tahu diri, dan lain-lain. Apalagi ada cowok manis dan keren, sepanjang perjalanan dia sesekali melirik-lirik ke arahku, semoga saja dia semakin kagum denganku sejak kejadian itu :D

Kalau ingat kejadian itu, kadang aku ingin tertawa sekaligus malu dan ge-er juga, tapi bagaimanapun aku tidak ingin melupakan peristiwa itu. Apapun peristiwa yang kita alami, jangan pernah merasa minder apalagi mengubur dalam-dalam peristiwa apapun.

Ingatlah waktu tak akan berjalan mundur, sebuah kejadian yang berlalu akan menjadi sebuah kenangan terindah dalam hidup ini, sekalipun itu sebuah kejadian yang konyol.

No comments:

Post a Comment

RAHASIA MILIUNER

Alkisah, suatu hari, seorang pria yang menganggur melamar jadi office boy di kantor Microsoft. Sesudah diwawancarai manajer HRD, pria itu di...